Awas Bahaya Antraks
Kasus baru antraks terjadi di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul. Tiga orang meninggal antara Mei dan Juni 2023 setelah mengonsumsi daging sapi yang mati mendadak dan sudah dikubur. Salah satu warga yang memotong hewan tersebut mengalami gejala antraks dan meninggal setelah diagnosis suspek antraks.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Imran Pambudi, MPHM mengatakan Organisasi Pemerintah Daerah terkait bersama Satgas One Health Kecamatan Semanu memberikan pengobatan profilaksis kepada populasi terpapar untuk pencegahan. Hingga saat ini ada 125 orang yang diberikan pengobatan profilaksis di Gunung Kidul, 87 diantara mereka berstatus seropositif
Kementerian Kesehatan RI mengimbau Dinas Kesehatan dan fasilitas kesehatan di DI Yogyakarta untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi penyebaran antraks.
Antraks adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penularan terjadi melalui konsumsi hewan ternak yang terinfeksi atau melalui luka pada tubuh. Gejala antraks pada hewan ternak meliputi demam tinggi, kesulitan bernapas, kejang, dan perdarahan di hidung dan mulut.
Untuk mencegah penularan, hewan yang mati akibat antraks perlu dibakar atau dikubur. Pencegahan pada hewan ternak dilakukan melalui vaksinasi, kontrol lalu lintas hewan, dan tindakan disposal pada hewan terinfeksi.
Kementerian Pertanian telah mengalokasikan vaksin dan melakukan pengamatan serta identifikasi penyakit antraks melalui surveilans dan pengambilan sampel untuk deteksi dini.
Kader zoonosis dibentuk untuk membangun partisipasi masyarakat dalam pengendalian dan penanggulangan zoonosis, termasuk antraks. Tugas mereka meliputi komunikasi, informasi, edukasi kepada masyarakat, dan membantu petugas dinas dalam pengendalian penyakit tersebut.
Sumber : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230706/4843451/cegah-antraks-meluas-kemenkes-beri-profilaksis-kepada-populasi-berisiko/